Rabu, 13 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN GINJAL KRONIK



Nama: Anggit Deka Lestari
NIM: 05200ID09122
Kelas:2-D

ASUHAN KEPERAWATAN

GAGAL GINJAL KRONIK
1. Pengkajian
A. BIODATA
     a. Biodata klien
     b. Biodata Penanggungjawab
2. Riwayat Kesehatan
     a. Riwayat Kesehatan Sekarang
     b. Riwayat Kesehatan Dahulu
     c. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Pemeriksaan fisik.
1) Aktifitas :
Subjektif : Keletihan, kelemahan, malaise.
Objektif : Kelemahan otot, kehilangan tonus
2) Sirkulasi :
S : - Hipotensi / hipertensi (termasuk hipertensi maligna)
     - Eklamsi / hipertensi akibat kehamilan
     - Disritmia jantung
O : Nadi lemah / halus, hipertensi : ortostatik (hipovolemia), nadi kuat hipervolemia, edema jaringan umum, termasuk area priorbital, mata kaki, sacrum, pucat, kecenderungan perdarahan.
3) Eliminasi
S : Perubahan pola berkemih biasanya : peningkatan frekuensi : poliuria (kegagalan dini) atau penurunan frekwensi / oliguria (fase akhir), disuria, ragu-ragu, dorongan, dan retensi (inflamasi / obstruksi, infeksi).
O : - Abdomen kembung, diare, konstipasi
      - Riwayat batu / kalkuli
4) Makanan / cairan
S : - Peningkatan berat badan (edema), penurunan berat badan (dehidrasi)
     - Mual, muntah, anoreksia, nyeri uluhati
     - Penggunaan diuretik
O : Perubahan turgor kulit / kelembaban edema (umum, bagian bawah)
5) Neurosensori
S : Sakit kepala, penglihatan kabur
O : Gangguan status mental, contoh penurunan lapang pandang, ketidakmampuan berkonsentrasi, hilangnya memori, kacau, penurunan tingkat kesadaran (ozotemia) ketidakseimbangan elektrolit (asam / basa).
6) Nyeri / kenyamanan
S : Nyeri tubuh, sakit kepala.
O : Perilaku hati-hati / distraksi, gelisah.
7) Pernafasan
S : Nafas pendek.
O : Takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi, kedalaman (pernafasan kusmaul), nafas amonia, batuk produktif dengan sputum kental merah muda (edema paru).
8) Keamanan
S : Adanya reaksi transfusi.
O : - Demam (sepsis, dehidrasi).
       - Petekie, area kulit ekimosis.
       - Pruritus, kulit kering.
       - Fraktur tulang, deposit kalsium, jaringan lunak sendi.
       - Keterbatasan gerak sendi.
9) Seksualitas
O : Penurunan libido, amenorea, infertilitas.
10) Interaksi sosial
O : Kesulitan menentukan kondisi, contoh tidak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga.
11) Penyuluhan pembelajaran
O : - Riwayat DM keluarga, nefritis herediter kalkus urinarius.
      - Riwayat terpajan toksin : obat, racun lingkungan.
- Penggunaan antibiotik nefrotoksik saat ini / berulang.
 Pemeriksaan diagnostik
Hasil pemeriksaan diagnostik yang perlu diindentifikasi untuk mendukung menegakkan diagnosa keperawatan, meliputi hasil pemeriksaan laboratorium urine dan darah serta radiologi, untuk lebih jelas dapat di baca pada konsep dasar GGK (hal 13-15).
4.Diagnosa Keperawatan
a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan haluran urine, diet berlebihan, retensi cairan dan natrium.
b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, pembatasan diet, dan perubahan membran mukosa mulut.
c. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan ketidakseimbangan cairan yang mempengaruhi volume sirkulasi kerja miokardial.
d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi produksi sampah dan prosedur dialisis.
e. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan peran, perubahan citra tubuh & disfungsi seksual.
f. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan status metabolik sirkulasi dan sensasi, gangguan turgor kulit, penurunan aktivitas / mobilisasi.
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan penanganan berhubungan dengan kurang informasi.
PERENCANAAN
a. Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara :
- Mengukur intake out put cairan / 24 jam, mengkaji turgor kulit, mengkaji edema, TTV.
- Membatasi asupan cairan 500 cc / 24 jam.
- Memantau hasil pemeriksaan laboratorium: Kreatinin natrium, kalium, ureum, klorida, pH.
b. Mempertahankan asupan nutrisi adekuat dengan cara :
Mencatat asupan nutrisi, mengkaji pola diet nutrisi klien, anjurkan cemilan tinggi kalori rendah protein, rendah natrium.
c. Meningkatkan partisipasi klien dalam aktivitas yang dapat ditoleransi dengan cara :Mengkaji faktor yang menimbulkan keletihan, anjurkan istirahat setelah dialisis, tingkatkan kemandirian dalam
d. Memperbaiki konsep diri dengan cara :
Mengkaji respon reaksi pasien dan keluarga terhadap penyakit dan penanganan, mengkaji koping pasien dan keluarga, ciptakan diskusi terbuka
e. Meningkatkan pengetahuan mengenal kondisi dan penanganannya dengan cara :
- Mengkaji pemahaman mengenai penyebab gagal ginjal kronik
- Jelaskan fungsi ginjal sesuai dengan tingkat pemahaman.
- Diskusikan masalah nutrisi lain :
Contoh pemasukan masukan protein sesuai dengan fungsi ginjal
- Anjurkan masukan kalori tinggi khususnya karbohidrat.
- Kolaborasi
Terapi obat : kalsium (ikatan Fosfat : contoh : antisida Aluminium hidroksida)
f. Mempertahankan curah jantung dengan cara :
- Memantau TD dan frekuensi jantung, nadi perifer, pengisian kapiler.
- Kaji aktifitas, respon terhadap aktifitas
- Kaji adanya hipertensi : awasi TD, perhatikan perubahan postural : duduk, berdiri, berbaring.
- Kolaborasi :
Awasi elektorit (kalium, natrium, kalsium, magnesium) foto dada, berikan obat anti hipertensi : Kaptopril, klondin.
g. Mempertahankan kulit tubuh dengan cara :
- Inspeksi kulit, memantau cairan dan hidrasi kulit dan membran mukosa, ubah posisi dengan sering, berikan lotion untuk perawatan kulit, selidiki keluhan gatal .
- Inpeksi kulit terhadap perubahan warna, tugor, pruritus.
- Pantau masukan cairan, membarqan mukosa dan hidrasi kulit
- Berikan perawatan kulit, batasi penggunaan sabun, berikan salep atau krim (misal : lanolin, aquaphor)
4. Implementasi
Implementasi yang dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat dan disesuaikan dengan kondisi klien.
5. Evaluasi.
- Intake out put seimbang.
- Status nutrisi adekuat.
- Curah jantung adekuat.
- Klien berpartisipasi dalam aktivitas yang dapat ditoleransi.
- Tidak terjadi perubahan / gangguan konsep diri.
- Risiko tinggi kerusakan integritas kulit tidak terjadi.
- Peningkatan pemahaman klien dan keluarga mengenai kondisi dan pengobatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar