Nama : Arti miarti
Nim : 05200ID09123
Kelas: 2D
FISIOLOGI GINJAL
Ginjal Berfungsi :
1. Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihan air dalam tubuh akan diekskresikan oleh ginjal sebagai urine yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang di ekskresikan berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan cairan tubuh dapat di pertahankan relatif normal
2. Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan elektrolit), mis : Na, K, Cl, Ca, dan fosfat.
3. Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang di makan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, ph kurang dari 6 ini di sebabakan hasil akhir metabolisme protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan ph darah.
4. Ekskresi sisa hasil metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat zat toksik, obat obatan, hasil metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (peptisida)
5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin aldosteron) membentuk eritropoiesis mempunyai pranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah.
Disamping itu ginjal juga membentuk hormon di hidroksi kolekal siferol (vit D aktif) yang diperlukan untuk absorbsi ion kalsium di usus.
Filtrasi Glomerulus
Kapiler glomelurus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Tiga proses filtrasi dalam kapsula Bowman yaitu :
a. Tekanan Osmotik (TO) Tekanan yang di keluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membran semipermiabel sebagai usaha untuk menenbus membran semipermiabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membran semipermiabel.Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat semipermiabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dan air tetapi mencegah molekul lebih besar misalnya protein dan plasma
b. Tekanan Hidrostatik (TH) Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsul dab berlawana dengan tekanan hidrostatik darah.filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmotik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmotik darah.
c. Perbedaan tekanan Osmotik plasma dengan cairan dalam kapsul Bowman mencerminkan perbedaan konsentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.
Proses Pembentukan Urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai Bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis yang masuk ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah, Ada tiga pembentukan Urine
a. Proses Filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagianyang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll yang di teruskan ke tubulus ginjal
b. Proses reabsorpsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian glukosa, natrium, klorida, fosfat dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang di kenal dengan obligator reabsobsi terjadi pad atubulus atas. Sedangakan pada tubullus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila di perlukan akan di serap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapanya terjadi secara aktif di kenal dengan reabsorpsi pakultatif dan sisanya di alirkan pada papila renalis.
c. Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan di teruskan kepiala ginjal selanjutnya di teruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Reabsorpsi Dan Sekresi Tubulus
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat bini mengalir melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum di ekskresikan sebagai urine beberapa zat di absorbsi kembali secara selektif dari tubulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain di sekresikan darai darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsobsi tubulus dan sekresi tubulus).
Ekskresi urine = Filtrasi glomerulus – reabsorsi tubulus + sekresi tubulus
a. Reabsobsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang di filtrat secara bebas dalam ginjal dan diabsorpsi dengan cepat yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat yang difiltrasi dapat di hitung sebagai berikut.
Filtrasi = Kecepatan filtrasi glomerulus x Kecepatan plasma
Perhitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat pada protein plasma.Kebanyakan zat proses filtrasi glomerulus dan reabsorpsi tubulus secara kuantitatif relatif sangat besar terhadap urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi glomerulus atau reabsorpsi tubulus secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum kreatinin sulit diabsorpsi dari tubulus dan disekresi dalam jumlah yang relatif besar.
Mekanisme pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus di transpor melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat di transpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluar) atau melalui ruang sambungan antar- sel(jalur para seluar). Setelah di absorpsi melalui sel epitel tubulus ke dalam cairan interstisial air dan zat terlarut ditranspor melalui dinding kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi yang dipelantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.
Transpor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATP) di sebut transpor aktif primer. Tranpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi seperti yang di akibatkanoleh gradien ion, di sebut transpor aktif sekunder.
b. Reabsobsi tubulus proksimal
Secara normal sekita 65 % dari muatan natrium dan air yang di filtrasi dan nilai persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.
Sel tubulus proksimal mempunyai banyak sekali brush boerder. Permukaan membran epitel brush boerder di muati molekul protein yang mentranspor ion natrium melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme tranpor nutrien organik (asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organik seperti garam-garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.
Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suatu keseimbangan yang tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi tubulus untuk pengaturan filtrasi glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah dari yang lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar